Pages

Horizontal

MERAWAT ANGGREK AGAR RAJIN BERBUNGA

Agar tanaman anggrek rajin berbunga dan mekar bunganya tahan lama, ada beberapa faktor yang perlu diketahui dan diperhatikan. Pada umunya bunga rontok atau gugur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain faktor alamiah, genetik, iklim, hama dan penyakit, serta pemupukan.

    1. Alamiah, gugur atau rontoknya bunga tidak perlu dipermasalahkan bila terjadi secara alamiah. Artinya, bunga gugur karena telah lama mekar. Di bagian atau tempat bunga rontok terdapat lapisan absisi (lapisan tipis yang terdiri dari beberapa lapis sel) yang akan semakin tipis dan kering.
    2. Genetik, cepat atau lamanya bunga layu dan rontok juga dipengaruhi oleh faktor genetik (turunan). Sifat bunga seperti itu masih dapat diperbaiki oleh pemulia tanaman melalui seleksi atau perbaikan sifat dengan persilangan atau hibridisasi.
    3. Iklim, faktor iklim merupakan faktor alam sehingga sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, ramalan cuaca sangat penting untuk menentukan waktu penyiraman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Dengan demikian, diharapkan bunga dapat bertahan lama. Pengaruh iklim seperti hujan, suhu dan angin dapat mempercepat gugurnya bunga anggrek.
      1. Hujan. Hujan yang turun terus menerus menyebabkan aerasi dan drainase udara menjadi terganggu. Akibatnya, proses fisiologis tanaman menjadi terhambat dan bunga akan mudah rontok. Selain itu hujan lebat dan berkepanjangan dapat menyebabkan patahnya pedicel dan peduncle bunga (tangkai bunga).
      2. Suhu. Musim kemarau berkepanjangan atau suhu udara sangat tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan terganggunya proses fisiologis tanaman anggrek. Kondisi ini menyebabkan terjadinya transpirasi secara berlebihan sehingga tanaman kekurangan cairan. Akibatnya, bunga menjadi cepat layu, berkerut, dan akhirnya rontok. Untuk mengatasi agar bunga tidak cepat layu dan rontok maka di sekitar tempat pertanaman disemprotkan air untuk meningkatkan kelembaban.
      3. Angin. Angin yang bertiup sepoi-sepoi (lembut) sangat baik dan cocok untuk petumbuhan serta perkembangan tanaman anggrek, termasuk pembungaan karena terjadi pertukaran udara. Namun, bila angin bertiup dengan sangat kencang dan berkepanjang dapat merobohkan tanaman dan mematahkan tangkai bunga. Di samping itu, angin yang kencang dapat menyebabkan stigma/ kepala putik (tempat meletakkan polen dan masuknya tabung polen ke dalam ovary pada waktu polinasi) menjadi kering. Oleh karena itu, untuk daerah yang sering terdapat angin kencang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
        1. Jenis anggrek yang dipelihara atau dibudidayakan sebaiknya mempunyai sosok yang agak pendek atau rendah sehingga tidak mudah patah atau roboh.
        2. Disekeliling tempat pertanaman diberi pelindung atau penahan angin seperti paranet atau sejenisnya.
      4.  Hama dan Penyakit. Hama seperti kutu, kumbang, semut, siput dan ulat atau sejenisnya sering memakan atau mengisap cairan tanaman, termasuk bagian bunga. Akibatnya, bunga menjadi robek atau layu dan rontok sebelum waktunya. Penyakit yang sering menyerang bunga adalah bercak bunga yang disebabkan oleh Botrytis cinerea. Serangannya menyebakan bercak-bercak cokelat pada kuntum bunga sehingga penampilannya tidak menarik dan akhirnya bunga menjadi cepat busuk.  Agar bunga dapat bertahan lama maka perlu dilakukan pencegahan. Prinsip pencegahan ini meliputi penerapan kultur teknis dan sanitasi untuk menciptakan kondisi yang dapat menekan perkembangan hama dan penyakit. Langkah-langkah pencegahan hama dan penyakit yang perlu dilakukan sebagai berikut.
        1. Lakukan penyiraman bila diperlukan. Air diperlukan sebagai pelarut dalam proses fotosintesis, berperan dalam mempertahankan turgor, dan pengatur suhu dalam jaringan tanaman. Pada umumnya, tanaman anggrek membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi bukan berarti membutuhkan penyiraman air yang banyak, karena kalau terlalu banyak justru akan merangsang pertumbunhan bakteri penyebab busuk hitam atau busuk lunak. Air yang menggenang di ketiak daun membuat pertumbuhan patogen lebih baik sehingga dapat menimbulkan penyakit. Penyiraman yang baik yaitu pada pagi hari sebelum matahari terbit (06.00-07.00) dan sore hari sesudah matahari terbenam (17.00-18.00). Air siraman disemprotkan pada seluruh bagian tanman, terutama bagian bawah permukaan daun. Air bekas cucian beras dapat digunakan untuk menyiram atau memupuk tanaman anggrek. Air tersebut mengandung vitamin dan hidrat arang yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman anggrek.
        2. Perhatikan media tumbuh angrek. Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain mampu mengikat/ menyimpan air dan hara secara baik, mempunyai aerasi dan drainase yang baik, tidak mudah lapuk, tidak menjadi sumber penyakit, dan mudah diperoleh dalam jumlah yang diharapkan. Media tumbuh yang mempunyai banyk rongga memberi peluang bagi akar untuk tumbuh dan berkembang ke segala arah karena akar mendapatkan banyak oksigen.
        3. Sterilkan alat-alat seperti pisau atau gunting stek dengan alkohol 70% atau desinfektan lainnya setiap kali akan digunakan.
        4. Karantinakan tanaman baru selama 2 - 3 bulan atau sampai benar-benar sehat. Caranya adalah tanaman tersebut diisolasi atau dipisahkan dari tanaman lainnya dan dipelihara secara intensif dengan cara disiram sesuai kebutuhan; diberi pupuk secara teratur dua kali seminggu sesuai dosis anjuran; disemprot dengan pestisida seperti insektisida, fungisida, dan bakterisida sesuai dosis anjuran sampai tanaman tersebut benar-benar sehat. Tanda sudah sehat adalah pada tanaman tersebut terbentuk tunas-tunas baru yang kuat dan sehat.
        5. Sterilkan media tumbuh sebelum digunakan dengan uap/air panas, fumigan, atau direndam dalam pestisida.
        6. Singkirkan atau isolasikan tanaman yang diketahui atau dicurigai terserang penyakit.
        7. Buang tanaman atau bagian tanaman yang sakit.
        8. Lakukan pencegahan penyakit dengan penyemprotan fungisida dan bakterisida. Fungisida yang dpat diberikan seperti Benlate, Dithane M-45, Difolatan, Antracol, atau Daconil dengan dosis yang dapat diberikan misalnya Agrept, Cuprocide -45, dan Dimanin dengan dosis 0.1-0.2% seminggu sekali atau sesuai dosis anjuran.
        9. Lakukan pencegahan hama seperti serangga, kutu, ulat dan semut dengan penyemprotan insektisida seperti Kelthane, Orthane, Bayrusil, dan Malathion dengan dosis 0.1-0.1% seminggu sekali atau sesuai dosis anjuran. Selain itu pengendalian terhadap hama yang menyerang anggrek dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu;
          1. Mekanis, dilakukan bila serangan hama masih dalam jumlah terbatas, misalnya: pengendalian secara mekanis untuk kumbang gajah dilakukan pada pagi dan sore hari. Caranya: Kumbang (atau mungkin juga keong) yang menyerang, ditangkap dan dipindahkan jauh-jauh (kalau tidak tega untuk memusnahkan).
          2. Sanitasi, dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan, terutama dari sampah dan gulma, karena cara ini dapat mengurangi keberadaan keong berumah, keong telanjang, atau keong setengah telanjang.
          3. Kimiawi, yaitu dengan menggunakan pestisida. Namun penggunaan harus tepat dan sesuai dengan organisme pengganggu yang akan dikendalikan. Beberrapa jenis pestisida antara lain;
            1. insektisida untuk mengendalikan hama serangga.
            2. akarisida untuk mengendalikan hama tungau,
            3. molusida untuk mengendalikan hama keong.
            4. fungisida untuk mengendalikan cendawan
            5. bakterisida untuk mengendalikan bakteri.
      5. Pemupukan. Proses pembungaan pada tanaman sangat tergantung pada pertumbuhan vegetatif. Bunga terbentuk pada saat pertumbuhan vegetatif menurun atau terhenti. Peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif ke fase generatif ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang semakin menurun. Cara pemupukan yang efektif adalah melalui daun, yaitu dengan menyrmportkan pupuk ke seluruh baigan tanaman terutama bagian bawah permukaan daun. Hal ini dikarenakan daun mampu menyerap sebagian besar pupuk yang diberikan, sedangkan akar hanya mampu menyerap sedikit pupuk yang diberikan. Waktunya sama dengan waktu penyiraman, pagi 06.00-07.00 atau sore 17.00-18.00.
      6. Repotting. Bagi anggrek yang terus meninggi dan masih rajin berbunga, tidak perlu di repotting (mengganti pot) karena kemungkinan sifat genetik atau sifat bawaannya seperti itu. Namun ada beberap sifat tanaman anggrek yang harus segera di repotting, seperti:
        1. Telah cukup tinggi dan penuh berdesakan. Menurut sifat dan pola pertumbuhannya, anggrek monopodial akan tumbuh meninggi tanpa batas sehingga akar dan batangnya tidak mampu menyangga tanaman tersebut. Dalam keadaan seperti itu tanman perlu di repotting. Berbeda dengan pola pertumbuhan anggrek tipe simpodial yang pertumbuhan keatasnya terbatas.
        2. Media tumbuh talah hancur, termakan usia sehingga mendia telah mengalami dekomposisi.
        3. Media tumbuh terserang hama dan penyakit.

0 komentar:



Posting Komentar